BADUNG - Blahkiuh merupakan salah satu Desa Adat atau Kelurahan di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali, yang sampai saat ini masih menjalankan tradisi "Ngerebeg" sebagai Warisan Budaya yang menjadi cikal bakal desa tersebut sejak zaman kerajaan Singasari di abad ke-17, yang bertujuan untuk menolak bala atau menetralisir energi negatif.
Dikonfirmasi secara langsung pada Senin (16/1/2023) melalui pesan pribadi (Whatssapp) Bendesa Adat Blahkiuh, I Gusti Agung Ketut Sudaratmaja menuturkan, tradisi ini rutin dilakukan secara bergilir oleh 7 Banjar Adat yang ada di Desa Adat Blahkiuh setiap Umanis Kuningan. Pada ritual ini, warga baik anak–anak maupun dewasa akan menghias diri dengan berbagai warna dan riasan yang menyeramkan ini sebagai simbol sifat buruk yang ada dalam diri dan harus dihilangkan.
"Ngerebeg di dahului dengan Nunas (Memohon, red) Pasupati di Pura Luhur Giri Kusuma, untuk menambah energi spiritual senjata pasukan kerajaan dan masyarakat, yang kemudian kita bergerak keliling 3 kali palak pura yang juga bertujuan untuk menetralisir kekuatan negatif di wilayah desa kami. Dua tahun terakhir Ngerebeg juga diisi dengan Matiti Suara (titi=penghubung, suara=ucapan/komitmen) untuk selalu ingat dan bhakti pada Sesuwunan Pura Luhur Giri Kusume sebagai sumber kesejahteraan, " jelasnya.
Baca juga:
Padepokan SH Terate Madiun Memutih Hari Ini
|
Lebih lanjut dirinya memaparkan, diadakannya ritual ini tujuan utamanya adalah untuk mengendalikan nafsu dalam diri manusia, agar tidak menghancurkan diri manusia itu sendiri dan tidak menyusahkan orang lain. Hal ini nantinya akan menimbulkan keharmonisan alam dan masyarakat sehingga bisa menjalankan kehidupan yang lebih baik.
"Komitmen bhakti tersebut kalau dilanggar akan menimbulkan paceklik, susah pangan dan minum.
Pangeling iling (peringatan) untuk tetap bhakti ada pada Purana Pura Luhur Giri Kusuma. Sehingga sangat cocok digaungkan pada setiap Ngerebeg menjadi Ngerebeg Matiti Suara, " pungkasnya.
Melalui tradisi ini akan menghilangkan perselisihan dan menumbuhkan rasa gotong royong antar sesama masyarakat maupun banjar yang ada di lingkungan Desa Adat Blahkiuh. Selain gotong royong, kreativitas masyarakat pun turut tumbuh. (BSB)